Langitsemesta.com – Disambut dengan lantunan musik gamelan Bupati Sintang, Gregorius Herkulanus Bala memberikan pidato pembukaan gelar ragam budaya Grebeg Suro Puspawaja tahun 2025 yang bertema “Mari lestarikan budaya dan kekayaan Indonesia, pertunjukan tradisional yang sangat indah.”
Bupati Sintang, Gregorius Herkulanus Bala secara terbuka menyatakan apresiasi dan akan terus mendukung kegiatan-kegiatan budaya dari berbagai lintas suku yang ada di Kabupaten Sintang.
“Saya secara pribadi sangat mendukung, gelar ragam budaya ini karena kekayaan budaya kita, tentu harus ditambah dari berbagai suku, tentu harus kita gali karena mengali budayaan daerah itu tentu mempertebal budaya nasional,” kata Bala pada Sabtu, 5 Juli 2025 di halaman GOR Apang Semangai, Sintang.
Bala bilang, di dalam dunia perwayangan ada banyak sekali karekter tokoh, mulai dari tokoh protagonis sampai antagonis. Dari sana, kata Bala, kita bisa mengambil contoh yang baik dari cerita perwayangan dan membuang contoh yang tidak baik.
“Di dalam dunia perdalangan, kita tentu ada mendengar pemeran yang utama, disana tentu ada pemeran antagonis, tentu di sana kita bisa yang positif kita contoh yang negatif kita buang,” ucap Bupati.
Dukungan ini menunjukkan komitmen yang digaungkan oleh pasangan Gregorius Herkulanus Bala dan Florensius Ronny saat kampanye yaitu “Sintang Aman, Nyaman, Berbudaya”. Artinya, hal itu sudah bisa dipastikan berjalan dengan sangat baik.
Wahyu selaku Ketua Puspawaja mengatakan, dengan adanya gelar ragam budaya ini, Puspawaja dapat bersinergi dengan Pemerintah Daerah dan Ormas Etnis lainnya untuk menuju kesejahteraan Kabupaten Sintang yang lebih baik.
Puspawaja adalah sebuah organisasi masyarakat atau paguyuban yang menghimpun warga keturunan Jawa yang di Kabupaten Sintang. Tujuan Puspawaja adalah merawat dan melestarikan budaya Jawa agar anak cucu dapat mengetahui budaya leluhur, melalui berbagai kegiatan seni dan budaya seperti gamelan, tari, dan lain-lain diharapkan dapat mempererat persatuan dan silaturahmi antar suku.
Puspawaja juga berfungsi sebagai jembatan untuk membangun komunikasi antar kelompok etnis dan berkontribusi pada kehidupan sosial serta pembangunan. “Kalau sinden dan dalang sudah datang, gamelan mulai melantun pelan, kita rasa hanyut dalam kedamaian,” pungkas Bala