Langitsemesta.com – Bupati Sintang, Gregorius Herkulanus Bala, menyinggung masalah sampah saat memberikan sambutan pada pembukaan Pekan Gawai Adat Dayak ke-XII yang digelar di Rumah Betang Tampun Juah, Jerora 1.
Dalam pidatonya, Bupati Bala mengajak seluruh masyarakat untuk mulai melakukan koreksi diri terkait kebiasaan membuang sampah sembarangan. “Coba hari ini kita mulai mengoreksi diri, dari bagaimana kita ngumpulkan sampah, dari bagaimana kita sendiri membuang sampah,” ujar Bala pada Rabu 16 Juli 2025.
Bupati menekankan bahwa permasalahan sampah seharusnya tidak semata-mata dilimpahkan kepada pemerintah. Ia menyatakan bahwa jika masyarakat sudah membuang sampah pada tempatnya yang telah ditentukan, namun pemerintah tidak menindaklanjuti, barulah masyarakat berhak mengkritik.
“Kalau sampah sudah pada tempatnya yang ditentukan oleh pemerintah, pemerintah tidak membuang, tidak menindak selanjutnya, baru kita salahkan pemerintah,” ujar Bala.
Dalam kesempatan tersebut, Bala mengajak seluruh masyarakat untuk memulai dari diri sendiri dalam menjaga kebersihan lingkungan. Menurutnya, jika kesadaran ini tumbuh dari masing-masing individu, maka persoalan sampah di Kabupaten Sintang tidak akan menjadi persoalan yang besar.
Untuk itu, Bala menekankan pentingnya untuk memulai masalah kebersihan ini dari diri sendiri. Sehingga ke depannya Sintang bisa menjadi lebih bersih. “Koreksi kita masing-masing, saya rasa kalau berangkat dari koreksi kita, saya rasa sampah tidak separah itu,” pungkasnya.
Pidato tersebut menjadi pengingat penting di tengah kemeriahan Pekan Gawai Adat Dayak, bahwa pelestarian budaya juga harus sejalan dengan kepedulian terhadap lingkungan.
Selain itu, dalam acara yang mengusung tema “Bangkit Bersama Melestarikan Adat Istiadat untuk Dayak Hebat, Indonesia Kuat” ini, Bupati Sintang, Gregorius Herkulanus Bala, juga meminta agar perhelatan gawai tahun ini berlangsung dengan semarak, namun tetap menjaga keamanan dan ketertiban.
“Saya hanya berharap acara gawai ini berlangsung ramai tapi aman. Saya tidak nyuruh tenang, ramai tapi harus aman. Karena kalau tidak ramai, tidak gawai juga,” tegas Bala.
Bupati Bala kemudian menutup sambutannya dengan salam adat: “Adil Katalino, Bacuramin Ka Saruga, Basengat Ka Jubata. Betungkat ke adat basa, bepegai ke pengatur perkara.”