Langitsemesta.com – Gaung program ketahanan pangan yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo semakin terasa hingga ke daerah-daerah, termasuk di Kabupaten Sintang. Wakil Bupati Sintang, Florensius Ronny mendukung penuh program swasembada pangan ini.
Dalam program kerja 100 hari, beberapa kali Ronny mengikuti kegiatan resmi nasional, mulai dari panen raya padi serentak bersama Presiden hingga tanam jagung serentak bersama Kapolri yang dilakukan secara daring.
Ronny menjelaskan, swasembada pangan dibagi menjadi 2 jenis tanaman yaitu padi dan jagung. Khusus untuk jagung, Pemda Sintang sudah berkoordinasi dengan Polres Sintang hingga Polda Kalimantan Barat.
Wakil Bupati memberikan support serta memberi pemahaman ke masyarakat atau petani di Kabupaten Sintang, yang masih awam di sektor pertanian khusus jagung.
“Dengan upaya, dengan kerjasama dari seluruh tim, baik pertanian, baik Polres Sintang, saya pikir ada beberapa desa yang hari ini juga sudah mulai welcome terhadap jagung, apalagi kita inikan berbatasan langsung dengan Malaysia,” kata Ronny dalam wawancara khusus bersama Langit Semesta Media, Selasa, 12 Agustus 2025.
Salah satu langkah strategis Pemda Sintang dalam swasembada pangan tanaman jagung adalah dengan berencana membuka lahan pertanian jagung di beberapa desa di Ketungau Hulu, yang mana lokasinya dekat dengan Malaysia dan akan menjadi tujuan ekspor jagung.
“Ada beberapa desa di Kecamatan Ketengah Hulu yang kita coba masuk untuk arahkan, sehingga potensi jagung itu sendiri, bukan hanya potensi untuk ketanan pangan dalam negeri, tapi bisa kemudian nanti bisa kita ekspor ke Malaysia,” jelas Wakil Bupati.
Khusus tanaman padi, Ronny mendapatkan perintah langsung dari Bupati Sintang, Gregorius Herkulanus Bala. Akan tetapi, eksekusinya masih terbentur anggaran, namun rancangan program sudah dibuat dalam 100 hari kerja, tinggal tunggu eksekusinya nanti.
“Sistemnya sudah kita buat sekarang, misalnya contoh beberapa waktu yang lalu, saya juga diperintahkan oleh Bapak Bupati untuk mengumpulkan semua camat. Sintang ini punya 391 desa, kemudian ada 16 kelurahan, lalu bagaimana setiap desa ini yang memiliki anggaran ketahanan pangan,” kata dia.
“Kita mau upayakan untuk sounding dengan Koperasi Merah Putih, agar nanti semua desa di Sintang, semua kades di Sintang, itu menghitung berapa kebutuhan beras untuk masyarakat, sehingga dapat dikalkulasikan berapa jumlah tanam atau luasan lahan yang diperlukan untuk menanam padi,” lanjut Wakil Bupati.
“Harusnya kalau ini memang nanti berkesinambungan, berkelanjutan, saya pikir tidak menjadi hal yang mustahil dalam kita kerjakan 100 hari ini sistemnya, eksekusinya mungkin di 2026, di 2027 atau 2028 harusnya Sintang sudah bisa swasembada pangan untuk padi,” pungkasnya.